LAPORAN PENELITIAN
BELAJAR PERAKTEK LAPANGAN
SISTEM KERJA ALAT BADAN
BABULLAH TERNATE
OLEH
KELOMPOK I
Nama : Catur Suranto
: Andi Nurdin
: Kasim Libahongi
: Hamdan Limatahu
: Rahmad
: Andy widiyono
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN ANGKATAN 2013/2014
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis
penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat- Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini
disusun dan dipersiapkan penulis untuk memberikan informasi kepada
pembaca mengenai penelitian BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika).
Dengan adanya BMKG
memberikan banyak manfaat untuk masyarakat luas, salah satunya adalah
untuk memberikan informasi mengenai keadaan geografis sekarang maupun
keadaan yang akan datang. Cara kerja BMKG sangat beragam, mulai dari
tradisional sampai dengan konvesional.
Dalam kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-
pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini dan
mohon maaf apabila terdapat kata- kata yang dapat menyinggung
perasaan pembaca.
Penulis menyadari
bahwa tidak ada manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari pembaca sehingga bermanfaat bagi penulis demi kesempurnaan
makalah ini
D
aftar
Isi

Judul
........................................................................................
1
Kata
pengantar.......................................................................... 2
Daftar
isi.................................................................................... 3
Pendahuluan.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang
Masalah................................................................................. 4
1.2 Tujuan
Penelitian........................................................................................... 4
1.3 Manfaat
Penelitian.......................................................................................... 4
1.4 Metode
penelitian........................................................................................... 5
Bab
I COMPANY
PROFILE.................................................... 6
Bab
II
ISI................................................................................... 7
1.Sejarah
Singkat Berdirinya
BMKG................................................ 7
2.Fungsi
............................................................................................................... 9
3.Sarana
dan
Prasarana........................................................................................ 10
4.Hasil
Pengamatan.............................................................................................. 12
Bab
III
KESIMPULAN............................................................. 31
1. Hasil
Diskusi............................................................................. 31
BAB
IV KRITIK DAN
SARAN...................................................... 40
BAB
V DAFTAR
PUSTAKA............................................................ 41
PENDAHULUAN
1.1
latar Belakang Masalah
BMKG sangat
berguna bagi masyarakat luas untuk mengetahui keadaan geografis
sekitarnya dengan mencurahkan berbagai ilmu pengetahuan dan
teknologi, misalnya
Dan sebagaiannya
yang merupakan alat penunjang untuk melakukan penelitian, merekam
suatu peristiwa, menampilkan keadaanberupa gambar yang ingin
diperbesar tentunya sangat berpengaruh pada kehidupan kita.
Akan tetapi, dengan
informasi dari BMKG tidak smua orang langsung mengetahui keadaan
cuaca terutama bagi para fakir miskin yang tidak mempunya alat
komunikasi seperti radio, televisi dan sebagaiannya.
Pada umumnya BMKG
memiliki teknologi yang begitu canggih akan tetapi anggota BMKG
sendiri tidak menyadari akan pemeriksaan serta perbaikan akan alat-
alat tersebut. Akibatnya dalam jangka waktu berkepanjangan, informasi
yang diberikan BMKG tidak begitu akurat.
Untuk mendapatkan
informasi mengenai hal- hal tersebut, maka dalam kesempatan pembuatan
makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang BMKG ini.
1.2
Tujuan Penelitian
Penulisan makalah
ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mempelajari :
- Struktur dan Bagian-bagian dari BMKG
1.3
Mandfaat Penelitian
Penulisan makalah
ini mempunyai manfaat dan kegunaan, yaitu :
- Bagi penulis
Menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai BMKG, serta melatih kemampuan penulis dalam hal
penulisan makalah sebagai bekal penulis di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi.
- Bagi pembaca
Menambah wawasan dan
pengetahuan pembaca mengenai Struktur dan kondisi bumi dan dapat
dijadikan sebagai bahan tambahan referensi.
1.4
Metode penelitian
Untuk mendapat dan
mengumpulkan informasi bagi pembuatan penulisan makalah ini, penulis
menggunakan metode- metode berikut :
- Metode kepustakaan
Pada metode ini
penulis mengumpulkan informasi dari buku dan internet yang
berhubungan dengan makalah ini.
- Metode deskriptis
Informasi- informasi
yang dapat dipertanggungjawabkan yang didapat dari berbagai sumber
dan digabungkan kemudian diuraikan sebagai bahan dasar dalam makalah
ini.
BAB I
COMPANY PROFILE
- Nama Instansi: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG)
- Tahun berdiri: 1866
- Tujuan didirikan:
- Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
- Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika
- Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
- Departemen: Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
- Status kepegawaian: Pegawai Negeri
- Jam kerja: - pukul 00.00 - 24.00 (operasional ganti shift setiap 12 jam)
- pukul 08.00 –
16.00 (administrasi)
- Tugas dan fungsi:
BMKG
mempunyai tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang
Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan
Geofisika menyelenggarakan fungsi, salah satunya adalah
- Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (selengkapnya lihat halaman 9)
BAB II
ISI
1. Sejarah
Singkat Berdirinya BMKG
Sejarah
pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun
1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh
Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya
berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan
cuaca dan geofisika.
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.
Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.
Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.
Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi Kisho Kauso Kusho.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.
Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.
Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.
Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.
Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.
Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor 46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.
Terakhir, melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.
Pada tanggal 1 Oktober 2009 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)
2.
Fungsi
Berikut
fungsi selengkapnya yakni :
- Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
- Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
- Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
- Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
- Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
- Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Dalam melaksanakan
tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang perhubungan.
3.
SARANA DAN PRASARANA
- LABORATORIUM YANG DIMILIKI
- Ph Meter
Alat ini
dipergunakan untuk mengukur ph (asam basa) suatu cairan. Dengan
adanya pengukuran
ph, maka dapat mengetahui suatu cairan ada /tidaknya polusi dan juga
mengetahui besarnya polusi.
- Conduktivity Meter
Meter
konduktivitas listrik (EC meter) mengukur konduktivitas listrik dalam
suatu larutan. Umum digunakan dalam hidroponik, akuakultur dan sistem
air tawar untuk memantau jumlah zat gizi, garam atau kotoran dalam
air.
- Spektrometer Serapan Atom
Alat ini
dipergunakan untuk menganalisis logam. cara
peggunaan AAS ( atomic absorbtion spectrofotometri ):
1. hidupkan alatnya
2. pilih lampu yang akan digunakan sesuai dengan keperluan
3. pilih metode yang akan digunakan sesuai dengan penggunaan
lampu
4. pilih menu kalibrasi
5. masuka blanko ( aquades/ air destilat )
6. masukin standar
7. baca regresi dan slopenya
8. kalo slope ama regresinya dah bagus langsung masuk ke menu sampel
9. tinggal baca konsentrasinya.
1. hidupkan alatnya
2. pilih lampu yang akan digunakan sesuai dengan keperluan
3. pilih metode yang akan digunakan sesuai dengan penggunaan
lampu
4. pilih menu kalibrasi
5. masuka blanko ( aquades/ air destilat )
6. masukin standar
7. baca regresi dan slopenya
8. kalo slope ama regresinya dah bagus langsung masuk ke menu sampel
9. tinggal baca konsentrasinya.
- Sampel debu
Dengan
adanya sampel debu maka dapat mengetahui kualitas udara di suatu
daerah.
Kertas debu memiliki pori- pori di permukaannya sehingga saat udara
yang kotor lewat pasti akan terhalang oleh kertas debu ini. Contohnya
di Indonesia, kita ambil kertas debu kemudian kita ambil udara di
gedung/ tempat tinggi. Setelah itu kita melihat kertas itu. Apakah
kertas itu bersih / kotor? Dengan adanya pernyataan itu akan
diketahui kualitas udara suatu tempat.
- PENGUMPULAN DATA CUACA INDONESIA
Cuaca yang ada di
Indonesia hanya terdapat 3macam yaitu hujan, berawan dan panas. Cuaca
hujan pun dibagi menjadi 2 yaitu cuaca hujan ringan dan lebat. Jika
cuaca hujan ringan ( 50mm-100mm/24jam dan 10mm-20mm/jam) sedangkan
cuaca hujan lebat (>100mm/24jam dan >20mm/24jam). Jika berawan
maka itu tanda dari adanya penguapan. Jika panas maka itu tanda dari
kurangnya angin sehingga awan tidak bergeeak.
- LAIN-LAIN
- SEMINAR ILMIAH SCIENTIFIC JURNAL CLUB
Seminar
Ilmiah Scientific Jurnal Club BMKG kembali diselenggarakan
Puslitbang, Rabu (3/12) di Gedung Serbaguna. Dihadiri
para Pejabat Eselon II, III, dan IV serta karyawan dan para undangan
lainnya. Seminar dibuka oleh Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan, Drs. Sunaryo, M. Sc, Deputi Bidang Instrumentasi,
Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi sekaligus membacakan
sambutan Kepala BMKG, Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, MSc.
Seminar yang
dimoderatori Drs. Muhamad Nazamudin, Kepala Bagian Manajemen Jeringan
BMKG ini menghadirkan empat pembicara, yaitu: Iqbal, MT, Wido
Hanggoro, dan Adrian Fitra Azyus.
Paparan materi
pertama disampaikan Iqbal, MT dengan topik pembangunan database BMKG.
Selanjutnya, Wido Hanggoro sebagai pembicara kedua menyampaikan
materi mengenai PC Clustering untuk keperluan Numerical Weather
Perediction Sedangkan, topik ketiga disampaikan Adrian Fitra Azyus
yang membahas mengenai Jaringan internet untuk BMKG.
4.
HASIL PENGAMATAN
- METEOROLOGI
- Fungsi
- Menyelenggarakan pengamatan cuaca untuk setiap harinya
- Melaksanakan pengumpulan dan pengiriman data.
- Melaksanakan penganalisaan dan prakiraan meteorologi
- Melaksanakan pelayanan jasa meteorologi
- Variabel Pengamatan
Dalam badan
meteorologi akan dipelajari cuaca baik cuaca buruk maupun cuaca yang
baik. Kita
akan membahas cuaca berawan, hujan dan panas yang sering melanda di
Indonesia.
- Alat Pengamatan
- Termometer
T
ermometer
adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu
(temperatur), ataupun perubahan suhu. Alat
ini digunakan selama 24 jam dan dibaca tiap jam 7 ( 2x di pagi dan
malam hari) alat ini tidak dibolehkan untuk terkena sinar matahari
karena alat ini sangat sensitif (mudah pengaruh) dan bila membaca
termometer disarankan jangan terlalu lama.
Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.

Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.
- T
hermohygrograph
Sebuah
Thermo-Hygrograph adalah bagan perekam yang mengukur dan catatan baik
suhu dan kelembaban (atau titik embun). Perangkat yang serupa dengan
catatan hanya satu parameter adalah untuk thermograph untuk
hygrograph suhu dan kelembaban.
Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.
Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.
- Pan Evaporasi
A
lat
ini digunakan untuk mengukur penguapan. Alat ukur ini terdapat 2
macam yaitu tabung terbuka (open part) dan tabung tertutup (close
part).
Satuan untuk mengukur penguapan adalah milimeter. Cara mengamati
melalui alat ini diantaranya :

- Masukan air ke dalam panci evaporasi hingga penuh
- setiap jam 7 pagi diamati kadar air dalam panci evaporasi, berapa sisa kadar air setelah terjadi penguapan oleh matahari dan angin.
- jika kadar air berkurang sangat banyak maka dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca panas dan sedikit berangin
- Penakar hujan
A
lat
ini disebut Helmen, yang digunakan dalam penakar hujan. Fungsinya
adalah, jika hujan turun maka tetesan hujan akan masuk ke pipa dan
mendorong pena untuk mengukur kekuatan hujan. Dan jika isi helmen
telah mencapai 10 mm, maka air yang terdapat dalam Helmen akan tumpah
dan memulai mengisi lagi, semakin banyak air yang tumpah menandakan
curah hujan semakin besar. Dan setiap jam 7 pagi kertas

- A
nemometer
Alat ini digunakan
untuk mengukur kecepatan angin melaui baling- baling. Panah di
anemometer ini terdapat 3 macam yaitu
- Anemometer yang dipasang 10 meter di atas permukaan tanah untuk menentukan arah angin.
- Anemometer yang dipasang 5 meter di atas permukaan tanah untuk melihat kecepatan angin di sekitar ketinggian tersebut.
- Anemometer yang dipasang di permukaan tanah untuk mengukur kecepatan angin di atas permukaan tanah.
- AWS Cimell (automotic weather station)

Alat ini menggunakan
4 tangkai. Fungsi dari ke-4 tangkai ini digunakan untuk merekam
kondisi , suhu, kecepatan angin, curah hujan, dan kelembapan udara
dan tujuan utama dari fungsi ke-4 tangkai itu adalah untuk mengukur
kualitas udara. Alat ini bekerja dengan sensor (otomatis).
- Barometer
S
ebuah
barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer.
Ini
dapat mengukur tekanan yang diberikan oleh atmosfer dengan
menggunakan air, udara, atau merkuri. Kecenderungan tekanan dapat
meramalkan perubahan jangka pendek dalam cuaca. Banyak pengukuran
tekanan udara permukaan yang digunakan dalam analisis cuaca untuk
membantu menemukan permukaan lembah, sistem tekanan tinggi, dan
batas-batas frontal.

- Barograph
B
arographs
menggunakan satu atau lebih sel aneroid bertindak melalui tuas
persneling atau kereta api untuk menggerakkan lengan rekaman yang
pada akhirnya secara ekstrem baik seorang ahli kitab atau pena.
Sebuah catatan penyalin merokok foil sementara catatan pena di atas
kertas menggunakan tinta, yang diadakan di sebuah knib. Bahan
rekaman terpasang pada drum silinder yang berputar perlahan-lahan
oleh jarum jam. Umumnya,
drum membuat satu revolusi per hari, per minggu, atau per bulan dan
tingkat rotasi sering dapat dipilih oleh pengguna.

- Campbell Stokes

Campbell-Stokes
yang perekam (kadang-kadang disebut bola Stokes) adalah sejenis sinar
matahari perekam. Alat ini dasar masih digunakan hari ini dengan
sangat sedikit perubahan. Ini mungkin adalah perekam sinar matahari
yang paling umum digunakan saat ini, di luar Amerika Serikat di mana
Marvin sinar matahari adalah alat perekam umumnya digunakan oleh
Layanan Cuaca Nasional.
alat ini dirancang untuk mencatat jam sinar matahari yang akan membakar lubang melalui kartu. Namun, saat matahari terbit dan terbenam matahari rendah di langit dan akan cenderung untuk meninggalkan membakar tanda pada kartu yang mungkin pada akhir ekstrem sulit untuk melihat.
alat ini dirancang untuk mencatat jam sinar matahari yang akan membakar lubang melalui kartu. Namun, saat matahari terbit dan terbenam matahari rendah di langit dan akan cenderung untuk meninggalkan membakar tanda pada kartu yang mungkin pada akhir ekstrem sulit untuk melihat.
- KLIMATOLOGI
- Fungsi
- Menyelenggarakan pengamatan radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
- Menyelenggarakan percobaan/ penyelidikan radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
- Melaksanakan pengumpulan dan pengiriman data.
- Melaksanakan penganalisaan dan prakiraan klimatologi.
- Melaksanakan pelayanan jasa klimatologi.
- Variabel Pengamatan
Proses
terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel
atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim
ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan,
presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini
berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan
oleh adanya pengendali-pengendali iklim. Pengendali iklim atau faktor
yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain adalah (1) posisi relatif terhadap garis
edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan
airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5)
kerapatan dan jenis vegetasi.
- Alat Pengamatan
Alat-alat yang umum
digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan
data yangmakro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan
otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur
adalah: radiasi surya,
suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan,
evaporasi dan angin.
- RADIASI
Alat ukur radiasi
umumnya dua tipe:
1) pengukur jumlah
energi radiasi (Cal/cm2/waktu)
2) pengukur lamanya
penyinaran surya (jam).
Tipe pertama
contohnya :
- Aktinograf
Berperekam atau
otomatis mengukur setiap saat pada siang hari
radiasi surya yang jatuh ke alat.Sensor atau yang peka
bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam)
berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena
radiasiyang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya
lengkungan sebanding radiasi yangditerima sensor.
Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas
pias yangberputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini
berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan
jumlah radiasi surya yangditangkap oleh sensor selama
sehari.
- Gun Bellani
Prinsip alat adalah
menangkap radiasi pada benda berbentuk bola sensor.
Panas yang timbul akanmenguapkan zat cair
dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan
tabung kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi
dalam tabung berbentuk buret yang berskala. Banyaknya air
kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima
oleh sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam
24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan dengan alat yang pertama
hasilnya lebih kasar.
- Campbell Stokes
Prinsip alat adalah
pembakaran pias. Panjang pias yangterbakar dinyatakan dalam jam.
Alat ini mengukur lamapenyinaran surya. Hanya pada
keadaan matahari terang saja pias terbakar,
sehingga yang terukur adalah lamapenyinaran surya terang.
Pias ditaruh pada
titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti
garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas
khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api
lensa.
Alat dipasang di
tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit
dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa
disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah
sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari.
Ada 3 tipe pias yang digunakan pada
alatyang sama:
* Pias
waktu matahari di ekuator
* Pias waktu matahari di utara
* Pias waktu matahari di selatan
* Pias waktu matahari di utara
* Pias waktu matahari di selatan
- SUHU
Setiap
benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu
dapat digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat
pemuaian thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen
klimatologi adalah air raksa dalam tabung kapiler gelas.
- Termometer Maksimum

Ciri khas dari
termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler di dekat
reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini
pada suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa kembali ke
reservoir, sehingga air raksa tetap berada posisi sama dengan
suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi ujung air raksa tertinggi, air
raksa dapat dikembalikan ke reservoir dengan perlakuan khusus
(diayun-ayunkan). Termometer maksimum diletakkan pada posisi hampir
mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali
dalam 24 jam.
- Termometer minimum
Mengukur suhu udara
ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas adalah
alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas
alkohol yang memuai atau menyusut terdapat indeks. Indeks
ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu rendah oleh tegangan
permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol
memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.
Setelah ujung
indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca dan dicatat,
dengan perlakuan khusus indeks dikembalikan mendekati miniskus
alkohol. Posisi termometer pada waktu mengukur hampir sama dengan
termometer maksimum yaitu agak mendatar. Perlu diperhatikan bahwa
kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung, tidak boleh
terputus-putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak boleh
lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih
dahulu, Pengamatan sekali dalam 24 jam.
- Termometer biasa
Mengukur suhu udara
sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya
termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang
berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer
ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu
udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya
adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung
maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun
angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan
radiasisurya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.
- Termometer tanah
Prinsipnya
hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan
panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti
daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat
kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Suhu tanah yang diukur
umumnya pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Macam
alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan diukur.
Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya
berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung
gelas yangberisi parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai
lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanahsampai
kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan mengangkat
termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Adanya parafin
memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di udara.
Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan
suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah,
mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah
karena kekeringan.
- KELEMBAPAN
Ada
beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan
udara. Pada umumnya alatyang digunakan adalah psikrometer. Alat
ini terdiri dari dua termometer yang disebut
termometer bola basah dan termometer bola kering.
Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat
dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain
adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut
bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang
ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala
antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini
disebut higrometer.
- Termohigrograf

Menggunakan prinsip
dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan
menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara.
Kedua sensordihubungkan secara mekanis ke jarum
penunjuk yangmerupakan pena penulis di atas kertas
pias yangberputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan
kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu
koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat
tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar