Rabu, 11 Juni 2014

Filled Under:

Penelitian Bmkg

LAPORAN PENELITIAN
BELAJAR PERAKTEK LAPANGAN

SISTEM KERJA ALAT BADAN 
KLIMATILOGI METEROLOGI DAN GEOFISIKA(BMKG)
BABULLAH TERNATE

OLEH
KELOMPOK I
 Nama : Catur Suranto
         : Andi Nurdin
                 : Kasim  Libahongi
                  : Hamdan Limatahu
   : Rahmad
              : Andy widiyono

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALUKU UTARA
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
TAHUN ANGKATAN 2013/2014






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis penjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat- Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dan dipersiapkan penulis untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai penelitian BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika).

Dengan adanya BMKG memberikan banyak manfaat untuk masyarakat luas, salah satunya adalah untuk memberikan informasi mengenai keadaan geografis sekarang maupun keadaan yang akan datang. Cara kerja BMKG sangat beragam, mulai dari tradisional sampai dengan konvesional.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak- pihak yang telah banyak membantu dalam penulisan makalah ini dan mohon maaf apabila terdapat kata- kata yang dapat menyinggung perasaan pembaca.
Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga bermanfaat bagi penulis demi kesempurnaan makalah ini












Daftar Isi
Judul ........................................................................................ 1
Kata pengantar.......................................................................... 2
Daftar isi.................................................................................... 3
Pendahuluan.............................................................................. 4
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................. 4
1.2 Tujuan Penelitian........................................................................................... 4
1.3 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 4
1.4 Metode penelitian........................................................................................... 5
Bab I COMPANY PROFILE.................................................... 6
Bab II ISI................................................................................... 7
1.Sejarah Singkat Berdirinya BMKG................................................ 7
2.Fungsi ............................................................................................................... 9
3.Sarana dan Prasarana........................................................................................ 10
4.Hasil Pengamatan.............................................................................................. 12
Bab III KESIMPULAN............................................................. 31
1. Hasil Diskusi............................................................................. 31
BAB IV KRITIK DAN SARAN...................................................... 40
BAB V DAFTAR PUSTAKA............................................................ 41







PENDAHULUAN
1.1 latar Belakang Masalah

BMKG sangat berguna bagi masyarakat luas untuk mengetahui keadaan geografis sekitarnya dengan mencurahkan berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya
Dan sebagaiannya yang merupakan alat penunjang untuk melakukan penelitian, merekam suatu peristiwa, menampilkan keadaanberupa gambar yang ingin diperbesar tentunya sangat berpengaruh pada kehidupan kita.

Akan tetapi, dengan informasi dari BMKG tidak smua orang langsung mengetahui keadaan cuaca terutama bagi para fakir miskin yang tidak mempunya alat komunikasi seperti radio, televisi dan sebagaiannya.

Pada umumnya BMKG memiliki teknologi yang begitu canggih akan tetapi anggota BMKG sendiri tidak menyadari akan pemeriksaan serta perbaikan akan alat- alat tersebut. Akibatnya dalam jangka waktu berkepanjangan, informasi yang diberikan BMKG tidak begitu akurat.

Untuk mendapatkan informasi mengenai hal- hal tersebut, maka dalam kesempatan pembuatan makalah ini penulis akan membahas lebih lanjut tentang BMKG ini.

1.2 Tujuan Penelitian

Penulisan makalah ini mempunyai tujuan, yaitu untuk mempelajari :
  1. Struktur dan Bagian-bagian dari BMKG

1.3 Mandfaat Penelitian

Penulisan makalah ini mempunyai manfaat dan kegunaan, yaitu :
  1. Bagi penulis
Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai BMKG, serta melatih kemampuan penulis dalam hal penulisan makalah sebagai bekal penulis di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
  1. Bagi pembaca
Menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Struktur dan kondisi bumi dan dapat dijadikan sebagai bahan tambahan referensi.

1.4 Metode penelitian

Untuk mendapat dan mengumpulkan informasi bagi pembuatan penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode- metode berikut :
  1. Metode kepustakaan
Pada metode ini penulis mengumpulkan informasi dari buku dan internet yang berhubungan dengan makalah ini.

  1. Metode deskriptis
Informasi- informasi yang dapat dipertanggungjawabkan yang didapat dari berbagai sumber dan digabungkan kemudian diuraikan sebagai bahan dasar dalam makalah ini.

















BAB I
COMPANY PROFILE

  1. Nama Instansi: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG)
  1. Tahun berdiri: 1866
  2. Tujuan didirikan:
  • Mengamati dan memahami fenomena Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
  • Menyediakan data dan informasi Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika
  • Mengkoordinasikan dan memfasilitasi kegiatan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas udara dan Geofisika.
  1. Departemen: Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
  2. Status kepegawaian: Pegawai Negeri
  3. Jam kerja: - pukul 00.00 - 24.00 (operasional ganti shift setiap 12 jam)
- pukul 08.00 – 16.00 (administrasi)
  1. Tugas dan fungsi:
BMKG mempunyai tugas : Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud diatas, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyelenggarakan fungsi, salah satunya adalah
  • Perumusan kebijakan nasional dan kebijakan umum di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika; (selengkapnya lihat halaman 9)




BAB II
ISI

1. Sejarah Singkat Berdirinya BMKG
Sejarah pengamatan meteorologi dan geofisika di Indonesia dimulai pada tahun 1841 diawali dengan pengamatan yang dilakukan secara perorangan oleh Dr. Onnen, Kepala Rumah Sakit di Bogor. Tahun demi tahun kegiatannya berkembang sesuai dengan semakin diperlukannya data hasil pengamatan cuaca dan geofisika.

Pada tahun 1866, kegiatan pengamatan perorangan tersebut oleh Pemerintah Hindia Belanda diresmikan menjadi instansi pemerintah dengan nama Magnetisch en
Meteorologisch Observatorium atau Observatorium Magnetik dan Meteorologi dipimpin oleh Dr. Bergsma.

Pada tahun 1879 dibangun jaringan penakar hujan sebanyak 74 stasiun pengamatan di Jawa. Pada tahun 1902 pengamatan medan magnet bumi dipindahkan dari Jakarta ke Bogor. Pengamatan gempa bumi dimulai pada tahun 1908 dengan pemasangan komponen horisontal seismograf Wiechert di Jakarta, sedangkan pemasangan komponen vertikal dilaksanakan pada tahun 1928.

Pada tahun 1912 dilakukan reorganisasi pengamatan meteorologi dengan menambah jaringan sekunder. Sedangkan jasa meteorologi mulai digunakan untuk penerangan pada tahun 1930.

Pada masa pendudukan Jepang antara tahun 1942 sampai dengan 1945, nama instansi meteorologi dan geofisika diganti menjadi
Kisho Kauso Kusho.

Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945, instansi tersebut dipecah menjadi dua: Di Yogyakarta dibentuk Biro Meteorologi yang berada di lingkungan Markas Tertinggi Tentara Rakyat Indonesia khusus untuk melayani kepentingan Angkatan Udara. Di Jakarta dibentuk Jawatan Meteorologi dan Geofisika, dibawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Tenaga.

Pada tanggal 21 Juli 1947 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diambil alih oleh Pemerintah Belanda dan namanya diganti menjadi
Meteorologisch en Geofisiche Dienst. Sementara itu, ada juga Jawatan Meteorologi dan Geofisika yang dipertahankan oleh Pemerintah Republik Indonesia , kedudukan instansi tersebut di Jl. Gondangdia, Jakarta.

Pada tahun 1949, setelah penyerahan kedaulatan negara Republik Indonesia dari Belanda, Meteorologisch en Geofisiche Dienst diubah menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika dibawah Departemen Perhubungan dan Pekerjaan Umum.
Selanjutnya, pada tahun 1950 Indonesia secara resmi masuk sebagai anggota Organisasi Meteorologi Dunia (
World Meteorological Organization atau WMO) dan Kepala Jawatan Meteorologi dan Geofisika menjadi Permanent Representative of Indonesia with WMO.

Pada tahun 1955 Jawatan Meteorologi dan Geofisika diubah namanya menjadi Lembaga Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1960 namanya dikembalikan menjadi Jawatan Meteorologi dan Geofisika di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1965, namanya diubah menjadi Direktorat Meteorologi dan Geofisika, kedudukannya tetap di bawah Departemen Perhubungan Udara.

Pada tahun 1972, Direktorat Meteorologi dan Geofisika diganti namanya menjadi Pusat Meteorologi dan Geofisika, suatu instansi setingkat eselon II di bawah Departemen Perhubungan, dan pada tahun 1980 statusnya dinaikkan menjadi suatu instansi setingkat eselon I dengan nama Badan Meteorologi dan Geofisika, dengan kedudukan tetap berada di bawah Departemen Perhubungan.

Pada tahun 2002, dengan keputusan Presiden RI Nomor
46 dan 48 tahun 2002, struktur organisasinya diubah menjadi Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) dengan nama tetap Badan Meteorologi dan Geofisika.

Terakhir, melalui
Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2008, Badan Meteorologi dan Geofisika berganti nama menjadi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan status tetap sebagai Lembaga Pemerintah Non Departemen.

Pada tanggal 1 Oktober 2009
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika disahkan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono. (unduh Penjelasan UU RI Nomor 31 Tahun 2009)

2. Fungsi
Berikut fungsi selengkapnya yakni :
  • Perumusan kebijakan teknis di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Koordinasi kebijakan, perencanaan dan program di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan, pembinaan dan pengendalian observasi, dan pengolahan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelayanan data dan informasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Penyampaian informasi kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan perubahan iklim;
  • Penyampaian informasi dan peringatan dini kepada instansi dan pihak terkait serta masyarakat berkenaan dengan bencana karena factor meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan kerja sama internasional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan, pembinaan, dan pengendalian instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Koordinasi dan kerja sama instrumentasi, kalibrasi, dan jaringan komunikasi di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan keahlian dan manajemen pemerintahan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan pendidikan profesional di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pelaksanaan manajemen data di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika;
  • Pembinaan dan koordinasi pelaksanaan tugas administrasi di lingkungan BMKG;
  • Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BMKG;
  • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BMKG;
  • Penyampaian laporan, saran, dan pertimbangan di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika. 
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BMKG dikoordinasikan oleh Menteri yang bertanggung jawab di bidang perhubungan.

3. SARANA DAN PRASARANA
  1. LABORATORIUM YANG DIMILIKI

  • Ph Meter
Alat ini dipergunakan untuk mengukur ph (asam basa) suatu cairan. Dengan adanya pengukuran ph, maka dapat mengetahui suatu cairan ada /tidaknya polusi dan juga mengetahui besarnya polusi.

  • Conduktivity Meter
Meter konduktivitas listrik (EC meter) mengukur konduktivitas listrik dalam suatu larutan. Umum digunakan dalam hidroponik, akuakultur dan sistem air tawar untuk memantau jumlah zat gizi, garam atau kotoran dalam air.

  • Spektrometer Serapan Atom
Alat ini dipergunakan untuk menganalisis logam. cara peggunaan AAS ( atomic absorbtion spectrofotometri ):
1. hidupkan alatnya
2. pilih lampu yang akan digunakan sesuai dengan keperluan
3. pilih metode yang akan digunakan sesuai dengan penggunaan
lampu
4. pilih menu kalibrasi
5. masuka blanko ( aquades/ air destilat )
6. masukin standar
7. baca regresi dan slopenya
8. kalo slope ama regresinya dah bagus langsung masuk ke menu sampel
9. tinggal baca konsentrasinya.

  • Sampel debu
Dengan adanya sampel debu maka dapat mengetahui kualitas udara di suatu daerah. Kertas debu memiliki pori- pori di permukaannya sehingga saat udara yang kotor lewat pasti akan terhalang oleh kertas debu ini. Contohnya di Indonesia, kita ambil kertas debu kemudian kita ambil udara di gedung/ tempat tinggi. Setelah itu kita melihat kertas itu. Apakah kertas itu bersih / kotor? Dengan adanya pernyataan itu akan diketahui kualitas udara suatu tempat.

  1. PENGUMPULAN DATA CUACA INDONESIA
Cuaca yang ada di Indonesia hanya terdapat 3macam yaitu hujan, berawan dan panas. Cuaca hujan pun dibagi menjadi 2 yaitu cuaca hujan ringan dan lebat. Jika cuaca hujan ringan ( 50mm-100mm/24jam dan 10mm-20mm/jam) sedangkan cuaca hujan lebat (>100mm/24jam dan >20mm/24jam). Jika berawan maka itu tanda dari adanya penguapan. Jika panas maka itu tanda dari kurangnya angin sehingga awan tidak bergeeak.

  1. LAIN-LAIN
  • SEMINAR ILMIAH SCIENTIFIC JURNAL CLUB
Seminar Ilmiah Scientific Jurnal Club BMKG kembali diselenggarakan Puslitbang, Rabu (3/12) di Gedung Serbaguna. Dihadiri para Pejabat Eselon II, III, dan IV serta karyawan dan para undangan lainnya. Seminar dibuka oleh  Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan, Drs. Sunaryo, M. Sc, Deputi Bidang Instrumentasi, Kalibrasi, Rekayasa, dan Jaringan Komunikasi sekaligus membacakan sambutan Kepala BMKG, Dr. Ir. Sri Woro B. Harijono, MSc.
Seminar yang dimoderatori Drs. Muhamad Nazamudin, Kepala Bagian Manajemen Jeringan BMKG ini menghadirkan empat pembicara, yaitu: Iqbal, MT, Wido Hanggoro, dan Adrian Fitra Azyus. 
Paparan materi pertama disampaikan Iqbal, MT dengan topik pembangunan database BMKG. Selanjutnya, Wido  Hanggoro sebagai pembicara kedua menyampaikan materi mengenai PC Clustering untuk keperluan Numerical Weather Perediction Sedangkan, topik ketiga disampaikan Adrian Fitra Azyus yang membahas mengenai Jaringan internet untuk BMKG.



4. HASIL PENGAMATAN

    1. METEOROLOGI

      • Fungsi
  • Menyelenggarakan pengamatan cuaca untuk setiap harinya
  • Melaksanakan pengumpulan dan pengiriman data.
  • Melaksanakan penganalisaan dan prakiraan meteorologi
  • Melaksanakan pelayanan jasa meteorologi
      • Variabel Pengamatan
Dalam badan meteorologi akan dipelajari cuaca baik cuaca buruk maupun cuaca yang baik. Kita akan membahas cuaca berawan, hujan dan panas yang sering melanda di Indonesia.
      • Alat Pengamatan
        • Termometer
Termometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur suhu (temperatur), ataupun perubahan suhu. Alat ini digunakan selama 24 jam dan dibaca tiap jam 7 ( 2x di pagi dan malam hari) alat ini tidak dibolehkan untuk terkena sinar matahari karena alat ini sangat sensitif (mudah pengaruh) dan bila membaca termometer disarankan jangan terlalu lama.
Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.



  • Thermohygrograph
Sebuah Thermo-Hygrograph adalah bagan perekam yang mengukur dan catatan baik suhu dan kelembaban (atau titik embun). Perangkat yang serupa dengan catatan hanya satu parameter adalah untuk thermograph untuk hygrograph suhu dan kelembaban.
Sebuah thermograph biasanya dikonfigurasi dengan pena yang mencatat suhu pada silinder yang berputar. Pena di ujung tuas yang dikendalikan oleh bi-metal strip dari logam yang sensitif temperatur yang membungkuk sebagai perubahan suhu.

  • Pan Evaporasi
Alat ini digunakan untuk mengukur penguapan. Alat ukur ini terdapat 2 macam yaitu tabung terbuka (open part) dan tabung tertutup (close part). Satuan untuk mengukur penguapan adalah milimeter. Cara mengamati melalui alat ini diantaranya :

    1. Masukan air ke dalam panci evaporasi hingga penuh
    2. setiap jam 7 pagi diamati kadar air dalam panci evaporasi, berapa sisa kadar air setelah terjadi penguapan oleh matahari dan angin.
    3. jika kadar air berkurang sangat banyak maka dapat disimpulkan bahwa kondisi cuaca panas dan sedikit berangin

      • Penakar hujan
Alat ini disebut Helmen, yang digunakan dalam penakar hujan. Fungsinya adalah, jika hujan turun maka tetesan hujan akan masuk ke pipa dan mendorong pena untuk mengukur kekuatan hujan. Dan jika isi helmen telah mencapai 10 mm, maka air yang terdapat dalam Helmen akan tumpah dan memulai mengisi lagi, semakin banyak air yang tumpah menandakan curah hujan semakin besar. Dan setiap jam 7 pagi kertas



  • Anemometer
Alat ini digunakan untuk mengukur kecepatan angin melaui baling- baling. Panah di anemometer ini terdapat 3 macam yaitu
    • Anemometer yang dipasang 10 meter di atas permukaan tanah untuk menentukan arah angin.
    • Anemometer yang dipasang 5 meter di atas permukaan tanah untuk melihat kecepatan angin di sekitar ketinggian tersebut.
    • Anemometer yang dipasang di permukaan tanah untuk mengukur kecepatan angin di atas permukaan tanah.

      • AWS Cimell (automotic weather station)

Alat ini menggunakan 4 tangkai. Fungsi dari ke-4 tangkai ini digunakan untuk merekam kondisi , suhu, kecepatan angin, curah hujan, dan kelembapan udara dan tujuan utama dari fungsi ke-4 tangkai itu adalah untuk mengukur kualitas udara. Alat ini bekerja dengan sensor (otomatis).




  • Barometer
Sebuah barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer. Ini dapat mengukur tekanan yang diberikan oleh atmosfer dengan menggunakan air, udara, atau merkuri. Kecenderungan tekanan dapat meramalkan perubahan jangka pendek dalam cuaca. Banyak pengukuran tekanan udara permukaan yang digunakan dalam analisis cuaca untuk membantu menemukan permukaan lembah, sistem tekanan tinggi, dan batas-batas frontal.

  • Barograph
Barographs menggunakan satu atau lebih sel aneroid bertindak melalui tuas persneling atau kereta api untuk menggerakkan lengan rekaman yang pada akhirnya secara ekstrem baik seorang ahli kitab atau pena. Sebuah catatan penyalin merokok foil sementara catatan pena di atas kertas menggunakan tinta, yang diadakan di sebuah knib. Bahan rekaman terpasang pada drum silinder yang berputar perlahan-lahan oleh jarum jam. Umumnya, drum membuat satu revolusi per hari, per minggu, atau per bulan dan tingkat rotasi sering dapat dipilih oleh pengguna.
  • Campbell Stokes

Campbell-Stokes yang perekam (kadang-kadang disebut bola Stokes) adalah sejenis sinar matahari perekam. Alat ini dasar masih digunakan hari ini dengan sangat sedikit perubahan. Ini mungkin adalah perekam sinar matahari yang paling umum digunakan saat ini, di luar Amerika Serikat di mana Marvin sinar matahari adalah alat perekam umumnya digunakan oleh Layanan Cuaca Nasional.
alat ini dirancang untuk mencatat jam sinar matahari yang akan membakar lubang melalui kartu. Namun, saat matahari terbit dan terbenam matahari rendah di langit dan akan cenderung untuk meninggalkan membakar tanda pada kartu yang mungkin pada akhir ekstrem sulit untuk melihat.

    1. KLIMATOLOGI

      • Fungsi
  • Menyelenggarakan pengamatan radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
  • Menyelenggarakan percobaan/ penyelidikan radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.
  • Melaksanakan pengumpulan dan pengiriman data.
  • Melaksanakan penganalisaan dan prakiraan klimatologi.
  • Melaksanakan pelayanan jasa klimatologi.
      • Variabel Pengamatan
Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfer yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Unsur-unsur iklim ini terdiri dari radiasi surya, suhu udara, kelembaban udara, awan, presipitasi, evaporasi, tekanan udara dan angin. Unsur-unsur ini berbeda dari waktu ke waktu dan dari tempat ke tempat yang disebabkan oleh adanya pengendali-pengendali iklim. Pengendali iklim atau faktor yang dominan menentukan perbedaan iklim antara wilayah yang satu dengan wilayah yang lain adalah (1) posisi relatif terhadap garis edar matahari (posisi lintang), (2) keberadaan lautan atau permukaan airnya, (3) pola arah angin, (4) rupa permukaan daratan bumi, dan (5) kerapatan dan jenis vegetasi.

      • Alat Pengamatan
Alat-alat yang umum digunakan di stasiun klimatologi data cuaca menghasilkan data yangmakro. Alat-alat terbagi dua golongan, manual dan otomatis (mempunyai perekam). Unsur-unsur iklim yang diukur adalah: radiasi surya, suhu udara dan suhu tanah, kelembapan udara, curah hujan, evaporasi dan angin.



  1. RADIASI
Alat ukur radiasi umumnya dua tipe:
1) pengukur jumlah energi radiasi (Cal/cm2/waktu)
2) pengukur lamanya penyinaran surya (jam).
Tipe pertama contohnya :

  • Aktinograf
Berperekam atau otomatis mengukur setiap saat pada siang hari radiasi surya yang jatuh ke alat.Sensor atau yang peka bila kena sinar surya terdiri atas bimetal (dwilogam) berwarna hitam mudah menyerap radiasi surya. Panas karena radiasiyang diserap ini membuat bimetal melengkung. Besarnya lengkungan sebanding radiasi yangditerima sensor. Lengkungan ini disampaikan secara mekanis ke jarum penulis di atas pias yangberputar menurut waktu. Hasil rekaman sehari ini berbentuk grafik. Luas grafik/integral dari grafik sebanding dengan jumlah radiasi surya yangditangkap oleh sensor selama sehari.

  • Gun Bellani

Prinsip alat adalah menangkap radiasi pada benda berbentuk bola sensor. Panas yang timbul akanmenguapkan zat cair dalam bola hitam. Ruang uap zat cair berhubungan dengan tabung kondensasi. Uap zat cair yang timbul akan dikondensasi dalam tabung berbentuk buret yang berskala. Banyaknya air kondensasi sebanding dengan radiasi surya diterima oleh sensor dalam sehari. Pengukuran dilakukan sekali dalam 24 jam, yaitu pada pagi hari dibandingkan dengan alat yang pertama hasilnya lebih kasar.

  • Campbell Stokes

Prinsip alat adalah pembakaran pias. Panjang pias yangterbakar dinyatakan dalam jam. Alat ini mengukur lamapenyinaran surya. Hanya pada keadaan matahari terang saja pias terbakar, sehingga yang terukur adalah lamapenyinaran surya terang.
Pias ditaruh pada titik api bola lensa. Pembakaran pias terlihat seperti garis lurus di bawah bola lensa. Kertas pias adalah kertas khusus yang tak mudah terbakar kecuali pada titik api lensa.
Alat dipasang di tempat terbuka, tak ada halangan ke arah Timur matahari terbit dan ke barat matahari terbenam. Kemiringan sumbu bola lensa disesuaikan dengan letak lintang setempat. Posisi alat tak berubah sepanjang waktu hanya pemakaian pias dapat diganti-ganti setiap hari. Ada 3 tipe pias yang digunakan pada alatyang sama:
* Pias waktu matahari di ekuator
* Pias waktu matahari di utara
* Pias waktu matahari di selatan


  1. SUHU

Setiap benda yang perubahan bentuknya sebagai fungsi dari suhu dapat digunakan sebagai thermometer. Perubahan bentuk ini akibat pemuaian thermal. Pada umumnya yang dipakai dalam instrumen klimatologi adalah air raksa dalam tabung kapiler gelas.

  • Termometer Maksimum

Ciri khas dari termometer ini adalah terdapat penyempitan pada pipa kapiler di dekat reservoir. Air raksa dapat melalui bagian yang sempit ini pada suhu naik dan pada suhu turun air raksa tak bisa kembali ke reservoir, sehingga air raksa tetap berada posisi sama dengan suhu tertinggi. Setelah dibaca posisi ujung air raksa tertinggi, air raksa dapat dikembalikan ke reservoir dengan perlakuan khusus (diayun-ayunkan). Termometer maksimum diletakkan pada posisi hampir mendatar, agar mudah terjadi pemuaian . Pengamatan sekali dalam 24 jam.

  • Termometer minimum

Mengukur suhu udara ekstrim rendah. Zat cair dalam kapiler gelas adalah alkohol yang bening. Pada bagian ujung atas alkohol yang memuai atau menyusut terdapat indeks. Indeks ini hanya dapat didorong ke bawah pada suhu rendah oleh tegangan permukaan bagian ujung kapiler alkohol. Bila suhu naik alkohol memuai, indeks tetap menunjukkan posisi suhu terendah.
Setelah ujung indeks yang dekat miniskus alkohol dibaca dan dicatat, dengan perlakuan khusus indeks dikembalikan mendekati miniskus alkohol. Posisi termometer pada waktu mengukur hampir sama dengan termometer maksimum yaitu agak mendatar. Perlu diperhatikan bahwa kapiler alkohol harus dalam keadaan bersambung, tidak boleh terputus-putus. Bila kapiler alkohol terputus, termometer tidak boleh lagi dipakai sebagai alat pengukur suhu, harus dibetulkan terlebih dahulu, Pengamatan sekali dalam 24 jam.

  • Termometer biasa

Mengukur suhu udara sesaat, zat cair yang digunakan adalah air raksa. Umumnya termometer ini disebut termometer bola kering yang dipasang berdampingan dengan termometer bola basah. Kedua termometer ini dipasang dalam keadaan tegak. Semua termometer pengukur suhu udara pada waktu pengukuran berada di dalam sangkar cuaca. Maksudnya adalah termometer tidak dipengaruhi radiasi surya langsung maupun radiasi dari bumi. Kemudian terlindung dari hujan ataupun angin kencang. Warna sangkar cuaca putih menghindari penyerapan radiasisurya. Panas ini dapat mempengaruhi pengukuran suhu udara.

  • Termometer tanah

Prinsipnya hampir sama dengan termometer biasa, hanya bentuk dan panjangnya berbeda. Pengukuran suhu tanah lebih teliti daripada suhu udara. Perubahannya lambat sesuai dengan sifat kerapatan tanah yang lebih besar daripada udara.
Suhu tanah yang diukur umumnya pada kedalaman 5 cm, 10 cm, 20 cm, 50 cm dan 100 cm. Macam alat disesuaikan dengan kedalaman yang akan diukur. Termometer tanah untuk kedalaman 50 cm dan 100 cm bentuknya berbeda dengan kedalaman lain. Termometer berada dalam tabung gelas yangberisi parafin, kemudian tabung diikat dengan rantai lalu diturunkan dalam selongsong tabung logam ke dalam tanahsampai kedalaman 50 cm atau 100 cm. Pembacaan dilakukan dengan mengangkat termometer dari dalam tabung logam, kemudian dibaca. Adanya parafin memperlambat perubahan suhu ketika termometer terbaca di udara. Termometer tanah pada kedua kedalaman ini bila meruapakan suatu kapiler yang panjang dari mulai permukaan tanah, mudah sekali patah apabila tanah bergerak turun atau pecah karena kekeringan.

  1. KELEMBAPAN
Ada beberapa tipe dan prinsip kerja alat pengukur kelembapan udara. Pada umumnya alatyang digunakan adalah psikrometer. Alat ini terdiri dari dua termometer yang disebut termometer bola basah dan termometer bola kering. Kelembapan udara sebanding dengan selisih kedua termometer yang dapat dicari melalui tabel atau rumus. Alat pengukur kelembapan lain adalah sensor rambut. Prinsipnya bila udara lembab rambut bertambah panjang dan udara kering rambut menyusut. Perubahan panjang ini secara mekanis dapat ditransfer ke jarum penunjuk pada skala antara 0 sampai 100 %. Alat pengukur kelembapan udara tipe ini disebut higrometer.

  • Termohigrograf

Menggunakan prinsip dengan sensor rambut untuk mengukur kelembapan udara dan menggunakan bimetal untuk sensor suhu udara. Kedua sensordihubungkan secara mekanis ke jarum penunjuk yangmerupakan pena penulis di atas kertas pias yangberputar menurut waktu. Alat dapat mencatat suhu dan kelembapan setiap waktu secara otomatis pada pias. Melalui suatu koreksi dengan psikrometer kelembapan udara dari saat ke saat tertentu.





0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2013 TEKNIK INFORMATIKA UMMU.